Tetangga Ungkap Pria Sudah Makan Kucing Selama 10 Tahun
Beragam Berita Nasional - Kasus seorang pria yang mengonsumsi daging kucing di Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi viral di media sosial. Pria tersebut bernama Nur, berusia 63 tahun, dan saat ini telah diamankan oleh Polrestabes Semarang. Berdasarkan informasi dari tetangga, Nur diketahui telah melakukan tindakan tersebut selama lebih dari sepuluh tahun.
Pada Kamis, 8 Agustus 2024, Republika mengunjungi tempat kos milik Nur yang terdiri dari enam kamar. Lima kamar dihuni oleh penyewa, sedangkan satu kamar lainnya ditempati oleh Nur. Di area kos tersebut terdapat dapur terbuka yang digunakan Nur untuk mengolah daging kucing yang dikonsumsinya.
Salah satu penghuni kos, NA, yang berusia 24 tahun, mengaku sudah mengetahui kebiasaan Nur sebelum kasus ini viral. NA menyatakan bahwa Nur pernah mengakui perbuatannya dan meskipun ia tidak pernah melihat langsung saat Nur membunuh kucing, teman kosnya pernah menyaksikan Nur saat mengonsumsi daging kucing. NA juga menceritakan pengalaman mendengar suara kucing dan pernyataan Nur yang mengejutkannya saat itu.
Teman kos NA sempat menghubungi anak Nur untuk memberikan izin melaporkan situasi yang terjadi. NA menyampaikan bahwa anak Nur terkesan tidak peduli dengan keadaan ibunya. Menurut NA, Nur memiliki dua anak, satu perempuan dan satu laki-laki, yang sering mengunjungi kos-kosan tersebut. Namun, kunjungan mereka sering kali diwarnai dengan perdebatan, terutama karena sifat keras kepala sang ayah.
NA juga mengonfirmasi bahwa Nur menderita diabetes sejak awal ia tinggal di kos tersebut. Ia sering meminta bantuan untuk membeli alat tes gula darah, menunjukkan ketergantungan pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam video yang viral, Nur mengungkapkan bahwa ia mengonsumsi daging kucing sebagai cara untuk mengatasi penyakitnya, karena keterbatasan finansial yang membuatnya tidak mampu membeli daging yang lain.
Sewa kos yang ditetapkan oleh Nur adalah Rp200 ribu per bulan, dan dengan lima kamar yang terisi, ia bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp1 juta. Namun, NA dan teman-teman kosnya berencana untuk segera pindah dari tempat tersebut. Di dekat kos Nur, terdapat warung milik Sutiyatun yang telah mengetahui kebiasaan Nur selama sepuluh tahun. Sutiyatun mengungkapkan bahwa para penyewa kos sering berbagi informasi, tetapi tidak ada yang berani menegur Nur karena takut akan konsekuensi yang mungkin terjadi.
Meskipun telah berjualan di kawasan tersebut selama 15 tahun, Nur mengakui bahwa ia tidak memiliki kedekatan yang signifikan dengan para pelaku di sekitarnya. Dalam aktivitas sehari-harinya, Nur jarang berinteraksi dengan tetangga saat berjalan kaki di area itu. "Kalau jalan ya seperti itu, tidak pernah menanyakan kabar orang," ungkap Zayitun.
Namun, jika diajak berbicara dengan baik, Nur akan merespons dengan positif. Menurut Sutiyatun, Nur bukanlah penduduk asli Sekaran, melainkan berasal dari Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Ia juga menambahkan bahwa Nur memiliki rumah di Boja, Kendal, saat masih berkeluarga sebelum berpisah dengan istrinya.
Saat ini, Nur masih berada di bawah pengawasan Polrestabes Semarang setelah sebelumnya memberikan keterangan di Polsek Gunungpati. Kapolsek Gunungpati, Kompol Agung Raharjo, menyatakan bahwa Nur mengakui telah mengonsumsi daging kucing beberapa kali. Ia menjelaskan bahwa Nur melakukannya untuk alasan kesehatan, yaitu menurunkan kadar gula darahnya akibat penyakit diabetes yang dideritanya.
Post a Comment