Header Ads

Waspada Gempa Megathrust Mengguncang Indonesia

Beragam Berita Nasional - Gempa bumi yang mengguncang Jepang pekan lalu terjadi di Megathrust Nankai, yang terletak di bagian selatan Jepang. Kejadian ini dianggap berpotensi menimbulkan ancaman bagi kepulauan Indonesia. Fenomena gempa megathrust ini juga menjadi topik hangat di media sosial.




Gempa megathrust adalah jenis gempa yang berasal dari zona megathrust, di mana "mega" berarti besar dan "thrust" merujuk pada sesar sungkup. Zona ini terletak di perbatasan antara kerak benua dan kerak samudra, yang menjadi lokasi pertemuan dua lempeng tektonik.

Menurut buku Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia tahun 2017, zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia di bawah Pulau Jawa dikenal sebagai zona megathrust. Gempa yang terjadi di zona ini disebut gempa bumi interplate, di mana lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua dapat menyebabkan pergeseran mendadak yang memicu gempa, serta berpotensi menimbulkan tsunami. Zona megathrust di Indonesia telah ada sejak jutaan tahun lalu dan merupakan bagian dari sistem subduksi aktif.

Subduksi Sunda meliputi wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba. Selain itu, terdapat juga subduksi Banda, subduksi lempeng Laut Maluku, subduksi Sulawesi, subduksi lempeng Laut Filipina, dan subduksi Utara Papua. 

Di Samudra Hindia Selatan Jawa, terdapat tiga segmen megathrust, yaitu Segmen Jawa Timur, Segmen Jawa Tengah-Jawa Barat, dan Segmen Banten-Selat Sunda. Ketiga segmen ini memiliki potensi magnitudo yang ditargetkan mencapai M 8,7. Namun, jika dua segmen megathrust bergerak secara bersamaan, magnitudo gempa yang dihasilkan dapat melebihi angka tersebut.

Sejak tahun 1700, zona megathrust Selatan Jawa telah mengalami beberapa kali gempa besar dan dahsyat. Terdapat delapan kejadian gempa besar dengan magnitudo antara 7,0 hingga 7,9, serta tiga kejadian gempa dahsyat dengan magnitudo 8,0 atau lebih. Sementara itu, Megathrust Nankai di Jepang, yang terletak di sebelah timur lepas pantai Pulau Kyushu, juga merupakan zona seismik yang aktif dan berpotensi memicu gempa dahsyat serta tsunami.

Palung Nankai terdiri dari beberapa segmen megathrust, dan jika semua tepi patahan tersebut tergelincir secara bersamaan, para ilmuwan Jepang meyakini bahwa palung ini dapat menghasilkan gempa dengan kekuatan mencapai 9,1 magnitudo, ungkap Daryono dalam pernyataannya pada Senin (12/8/2024).

Daryono mencatat bahwa para ilmuwan Jepang telah mengeluarkan peringatan setelah terjadinya gempa Miyazaki dengan magnitudo 7,1 pekan lalu. Kekhawatiran ini muncul karena gempa besar tersebut diduga dipicu oleh salah satu segmen di Megathrust Nankai.

Ia menegaskan bahwa meskipun gempa besar di Megathrust Nankai dapat memicu tsunami, dampak dari deformasi batuan yang terjadi tidak akan mempengaruhi sistem lempeng tektonik di Indonesia, mengingat jarak yang sangat jauh. Dinamika tektonik yang terjadi biasanya bersifat lokal hingga regional dalam konteks Sistem Tunjaman Nankai.

Daryono menyatakan bahwa tsunami besar yang terjadi di Jepang dapat berdampak hingga ke wilayah Indonesia. Meskipun demikian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memiliki kemampuan untuk memantau peristiwa yang terjadi di Jepang secara langsung dan melakukan analisis dengan cepat.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.