PLN Butuh Suntikan Dana 700 Miliar USD
Beragam Berita Nasional - PT PLN (Persero) memerlukan investasi lebih dari 700 miliar dolar AS atau sekitar Rp 11,32 kuadriliun untuk mencapai emisi nol bersih (NZE) pada tahun 2060. Saat ini, PLN memiliki 73 GW pembangkit listrik, dengan mayoritas masih menggunakan batu bara.
EVP Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Warsono, menyatakan bahwa untuk mencapai emisi nol bersih, PLN akan secara bertahap menggantikan energi batu bara dengan energi baru terbarukan (EBT) seperti energi surya, air, biomassa, dan hidrogen. Strategi ini juga mencakup penggunaan ammonia, pengembangan nuklir, dan tahapan jangka pendek dan jangka panjang.
PLN memiliki target tambahan kapasitas pembangkit hingga tahun 2033 sebesar 47 GW, dengan porsi pembangkit EBT sebesar 51,6 persen dan porsi pembangkit fosil sebesar 48,4 persen. Sementara itu, total tambahan kapasitas pembangkit hingga 2040 adalah 86 GW, dengan rasio 75 persen berasal dari pembangkit EBT dan 25 persen dari pembangkit berbasis gas.
Menurut data Dewan Energi Nasional (DEN), pada tahun 2023, bauran energi masih didominasi oleh batu bara (40,46 persen), minyak bumi (30,18 persen), gas bumi (16,28 persen), dan EBT (13,09 persen). Persentase bauran EBT mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen menjadi 13,09 persen pada tahun 2023.
Meskipun demikian, realisasi tersebut masih di bawah target yang ditetapkan sebesar 17,87 persen. Pemerintah menargetkan bauran energi terbarukan mencapai 17 hingga 19 persen pada tahun 2025, 25-26 persen pada tahun 2030, 38-41 persen pada tahun 2040, dan 70-72 persen pada tahun 2060.
Berdasarkan proyeksi tersebut, terdapat upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan guna mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Diperlukan langkah-langkah strategis agar bauran energi dapat lebih didominasi oleh sumber energi terbarukan di masa depan.
Post a Comment