Header Ads

Jatim, NTT, dan NTB Alami Kekeringan

Beragam Berita Nasional - BMKG melaporkan bahwa sejumlah daerah di Provinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat mengalami kekeringan ekstrem setelah tiga bulan tanpa hujan.



   
Deputi Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyatakan bahwa 18 kabupaten/kota dan puluhan kecamatan di tiga provinsi tersebut terkena dampak kekeringan akibat kurangnya hujan dengan kategori ekstrem.
   
Kekeringan ekstrem dapat berdampak pada gagal panen, ketersediaan air bersih yang berkurang, serta meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan di NTB, NTT, Jatim. Mitigasi dan penanggulangan perlu ditingkatkan hingga akhir September untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan kepada masyarakat.

Di Provinsi NTB, terdapat tiga kabupaten dan kota yang mengalami kekeringan, yaitu Lombok Timur (Kecamatan Sambelia selama 88 hari tanpa hujan), Bima (Belo, Palibelo selama 85 hari), dan Dompu (Pajo selama 85 hari).

Provinsi Jatim juga tidak luput dari musim kemarau, dengan 10 kabupaten dan kota yang terkena dampaknya, seperti Kota Probolinggo (Kecamatan Kademangan, Leces, Mayangan selama 90 hari), Probolinggo (Gending, Sumber, Sumberasi, Kraksaan, Pajarakan selama 90 hari), Jember (Gumuk Mas selama 87 hari), dan Kediri (Ngadiluwih, Kras selama 87 hari).

Selain itu, kekeringan juga melanda beberapa kabupaten dan kota di Jawa Timur, seperti Kabupaten Pasuruan (Gondang Wetan, Pohjentrek selama 86 hari), Situbondo (Kapongan, Mangaran selama 86 hari), Banyuwangi (Pesawaran, Bajulmati, Alas Buluh selama 85 hari), Blitar (Kanigoto, Wonodadi, Udanawu, Sanakulon, Serengat selama 85 hari), Mojokerto (Tromilulan selama 85 hari), dan Tulungagung (Kalidawir, Karang Rejo, Rejotangan selama 85 hari).

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.