Orang Tua Jelaskan Kronologi Afif Dari Sore Hari Ke Subuh
Beragam Berita Nasional - Afrinaldi menegaskan bahwa anaknya, Afif, tidak pernah terlibat dalam kenakalan remaja di jalanan. Dia menjelaskan bahwa Afif adalah anak yang manja, suka menangis saat sakit, dan tidak suka keluyuran. Meskipun Afif memiliki aktivitas di luar rumah, seperti bermain bola, futsal, atau layang-layang, itu masih dalam batas-batas kegiatan anak-anak seusianya.
Afrinaldi juga menegaskan bahwa selama ini tidak pernah mendengar atau menerima laporan tentang perilaku buruk yang dilakukan oleh Afif. Dia yakin bahwa Afif tidak pernah terlibat dalam perkelahian atau tawuran dengan teman-temannya. Oleh karena itu, saat Afif meminta izin untuk keluar rumah bermain futsal dan menonton sepak bola bersama teman-temannya, Afrinaldi mengizinkannya karena percaya pada perilaku baik Afif.
Ibunda Afif, Anggun Anggraini, juga menegaskan bahwa putranya tidak pernah terlibat dalam tawuran. Dia menolak tudingan dari Kapolda Sumbar yang menyebutkan bahwa Afif akan terlibat dalam tawuran sebelum ditemukan tewas. Anggun menegaskan bahwa Afif adalah anak yang baik dan tidak pernah terlibat dalam aksi kenakalan remaja.
Anggun menceritakan bahwa sehari sebelum menerima kabar duka, anak AM pamit kepada Afrinaldi untuk bermain bola sepak mini pada Sabtu (8/6/2024) malam. Anak AM suka main futsal dengan teman-temannya dan setelah bermain, dia video call dan kirim foto lagi masak-masak makan mie.
Komunikasi itu berlanjut dengan permintaan izin AM kepada Afrinaldi untuk nonton bareng pertandingan sepak bola pada Sabtu (8/6/2024) tengah malam bersama teman-temannya. Pada Ahad (9/6/2024) dini hari, anak AM belum pulang dan mengabarkan masih nonton sepak bola bersama teman-temannya.
Suaminya menyampaikan agar anak AM jangan pulang ke rumah dan disuruh nginap saja di rumah teman, atau tidur di pos ronda tempat nenek. Anggun dan suaminya Afrinaldi tenang setelah memastikan keberadaan anak pertamanya. Namun, keesokannya, Ahad (9/6/2024) sore, mereka meratapi kabar anaknya yang ditemukan sudah tak bernyawa di aliran Sungai Batang di bawah Jembatan Kuranji.
Suharyono menegaskan bahwa penyelidikan polisi menyimpulkan bahwa bocah kelas 1 SMP Muhammadiyah-5 Kota Padang diduga meninggal dunia setelah melompat dari Jembatan Kuranji. Namun, LBH Padang juga memperkuat dugaan bahwa putra sulung Afrinaldi (34) dan Anggun Anggraini (32) tewas karena tindakan kepolisian.
Menurut Suharyono, Polda Sumbar bertanggung jawab atas keyakinan bahwa Afif Maulana (AM) melompat ke sungai untuk melarikan diri, bukan karena dianiaya polisi. Polisi juga meyakini bahwa AM akan melakukan aksi tawuran sebelum ditemukan meninggal di sungai.
Suharyono menyatakan bahwa kepolisian memiliki bukti bahwa AM mengajak tawuran dan membawa senjata tajam. Kapolda juga menegaskan bahwa perilaku AM yang keluyuran di jalanan sampai subuh menunjukkan perilaku yang tidak baik.
Post a Comment