Header Ads

BMKG : Pentingnya Gaya Rumah Untuk Antisipasi Gempa Bumi

Beragam Berita Nasional - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menekankan pentingnya penguatan struktur bangunan, terutama rumah tinggal, untuk menghadapi risiko gempa bumi megathrust. Gempa ini berpotensi menyebabkan tsunami yang sangat merusak, sehingga menjadi ancaman serius bagi Indonesia yang terletak di Cincin Api Pasifik.




BMKG mengingatkan bahwa bangunan yang tidak dirancang dengan baik sangat rentan terhadap kerusakan, bahkan bisa runtuh saat gempa besar terjadi. Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan bahwa lembaga ini berkomitmen untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan mengenai cara menghadapi gempa megathrust, agar pola hidup dan pembangunan rumah di Indonesia dapat disesuaikan dengan kondisi tersebut.

Tri menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu merasa panik terkait informasi gempa megathrust, karena BMKG telah secara konsisten memberikan edukasi dan informasi mitigasi. Ia mengingatkan agar masyarakat tetap tenang, memahami informasi dari sumber resmi, dan meningkatkan pengetahuan tentang cara menghadapi potensi bencana. Selain itu, ia menyoroti pentingnya media dalam menyampaikan informasi yang akurat tanpa menimbulkan ketakutan yang berlebihan.

Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nuraini Rahma Hanifa, menjelaskan potensi gempa yang dapat terjadi di 15 segmen megathrust di Indonesia. Ia menyatakan bahwa segmen-segmen ini membentang dari pesisir barat Sumatera Selatan, melalui Jawa, hingga selatan Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, serta bagian utara Sulawesi dan Papua. Menurut Rahma, potensi magnitudo gempa di wilayah tersebut dapat mencapai angka 9.

Rahma merinci potensi gempa maksimum di beberapa segmen, antara lain Aceh-Andaman dengan potensi 9,2 Magnitudo maksimum (Mmax), Nias-Simeulue 8,9 Mmax, dan Kepulauan Batu 8,2 Mmax. Selain itu, segmen Mentawai-Siberut memiliki potensi 8,7 Mmax, sedangkan Mentawai-Pagai dan Enggano masing-masing 8,9 Mmax dan 8,8 Mmax. Selat Sunda-Banten dan Jawa Barat juga memiliki potensi yang sama, yaitu 8,8 Mmax, sementara Jawa Tengah-Timur mencapai 8,9 Mmax.

Di wilayah Bali, potensi gempa maksimum tercatat sebesar 9,0 Mmax, sedangkan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur masing-masing memiliki potensi 8,9 Mmax dan 8,7 Mmax. Sulawesi Utara menunjukkan potensi 8,5 Mmax, sementara Filipina-Maluku dan Laut Banda Utara masing-masing memiliki potensi 8,2 Mmax dan 7,9 Mmax. Terakhir, Laut Banda Selatan memiliki potensi gempa maksimum sebesar 7,4 Mmax.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.